Andai Dunia Adalah Kumpulan Tulisan

06.40 Diposting oleh dzero buletin


Oleh: Rinal Sahputra
Satu pun tidak ada yang tahu, kata apa yang pertama diucapkan di dunia. Namun siapa yang peduli? Bahkan dalam diam pun, orang-orang tahu bahwa mereka sedang berkata-kata.Literatur mengartikan bahwa kata adalah kumpulan huruf yang memiliki makna. Pertanyaannya, makna menurut siapa? KBBI atau konsensus orang banyak? Dan anehnya, inilah yang sering menjadi tolak ukur tentang cara membedakan bahasa lisan dengan tulisan. Kebakuan yang kerap dianggap sebagai standar sebuah bahasa yang baik dan benar mendominasi ragam bahasa tulis. Malahan, orang-orang cenderung berpikir, bahasa lisan adalah bahasa yang terbebas dari unsur-unsur gramatikal. Sehingga muncul istilah “ngomong seenak jidat”.
Hal-hal seperti itulah yang kemudian mengolok-olok benak saya dan menjadi pemicu lahirnya khayalan baru. Andai dunia ini adalah kumpulan tulisan. Mungkin gak sih? Saya pikir, kenapa tidak? Tapi, bukannya nanti akan menjadi dunia yang sangat kaku? Cukup lama saya terdiam hingga pemahaman itu datang.
Tulisan secara tata bahasa adalah kata benda. Artinya, tulisan hanyalah salah satu produk, hasil kemanusiannya manusia. Kenapa harus demikian? Hingga tulisan ini berada di hadapan para pembaca, belum ada satu referensi pun yang menyebutkan bahwa tumbuhan maupun hewan telah berhasil menyusun sebuah tulisan. Tapi, lagi-lagi saya terdiam. Kalau misalnya hal itu benar, bagaimana nasib binatang atau pun tumbuhan jika seandainya dunia adalah kumpulan tulisan? Apakah keberadaan mereka akan menjadi sesuatu yang abstrak?
Sekuat tenaga, saya mencoba memerah pikiran, berharap jawabannya segera datang. Namun, ibarat menciduk lautan dengan sendok makan dan berharap dalam sehari, lautan akan menjadi tanah lapang. Jawaban itu masih begitu enggan menyapa.
Tiba-tiba, seperti percikan ion saat kutub negatif dan kutub positif saling menyapa, angan itu membuka tabirnya. Saya mencoba memejam mata dan puluhan bayangan kemudian berkelebat. Wajah para bocah yang harus kehilangan segalanya akibat perang, wajah orang-orang yang meresah dan digurat lelah oleh kungkungan kemiskinan, hingga kemudian kemiskinan itu mereka wariskan kepada anak-cucu, wajah negeri yang kian carut-marut sementara janji terus diterbangkan hingga rerumputan pun menguning akibat muncratan liur, dan wajah perempuan-perempuan malang yang harus terkikis kehormatannya karena uang. Semuanya bermuara pada kepalsuan kata-kata.
Dan angan pun semakin kuat mencengkram dan mengaliri benak, umpama curahan air bah. Tak henti dan terus memagut hati. Andai dunia adalah kumpulan tulisan. Untuk sesaat, orang-orang menghentikan cuap-muap. Setiap kata tersampaikan dalam tulisan. Saat itu-ketika dunia adalah kumpulan tulisan, tentunya keteraturan hidup tidak.
*Gambar berasal dari: http://www.guibord.com/technical_writing-1.jpg

1 komentar:

  1. dzero buletin mengatakan...

    pastinya

Posting Komentar